G. Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan
( Dosen H. Abbas Saleh, SE.MSi )
Dalam
dasawarsa 1970 an diawali oleh perdebatan sengit antara kelompok “Growth” dan
kelompok “Equity” yang terakhir ini memperlihatkan kekecewaan yang bermunculan
akibat pembangunan yang terlalu GNP-oriented, Ternyata dalam pertumbuhan
ekonomi sendiri tidak memberi pemecahan mengenai masalah kemiskinan di
Negara-negara sedang berkembang, justru memperlebar jurang perbedaan antara
yang kaya dan miskin. Dan timbullah konsep Garis Kemiskinan(Poverty line) yang
menunjukkan batas terendah untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia. Mereka
dikatakan beradah di bawah garis kemiskinan(absolute poverty) apabila
pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok,
seperti sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
Kemudian karena biaya hidup di daerah kota dan di pedesaan berbeda demikian
juga antara kelompok-kelompok masyarakat di dalamnya, maka oleh bank Dunia
dipakai sebagai ukuran dalam menetapkan garis kemiskinan adalah nilai US $ 50
perkapita setahun untuk tingkat pedesaan dan US $75 perkapita setahun untuk
tingkat pendapatan di kota pada keadaan hartga 1971.
Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi.
Rostow, mencetuskan teori
pertumbuhan ekonomi yang pada permulaannya dikemukakan sebagai suatu artikel
dalam Economic Journal yang kemudian dijadikan buku yangb berjudul “The Stages Of Economic Growth”,
menurut Rostow proses pembangunan ekonomi dapat dibedakan dalam 5(lima) tahap
yaitu :
1.
Masyarakat
tradisional ( the traditional society)
2.
Prasyarat
untuk lepas landas ( the precondition for take-off)
3.
Lepas
ladas (the take off)
4.
Gerakan
kearah kedewasaan (the drive to maturity)
5.
Masa
konsumsi tinggi(the age of hight maas consumption)
Analisas Rostow menitik beratkan kepada pembahasan yang
didasarkan kepada pandangan bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi sebagai akibat
timbulnya perubahan yang fundamental yang terjadi dalam kegiatan ekonomi maupun
dalam kehidupan politik dan hubungan social dalam suatu masyarakat.
Teori
Lewis, menganggap bahwa di banyak Negara berkembang terdapat tenaga kerja yang
belebihan, tetapi terdapat kekurangan modal. Dengan adanya tenaga yang berlebihan
tersebut maka walaupun dari sebagian tenaga kerja itu dipindahkan ke sektor
lain, tidak akan berakibat menurunnya produksi. Analisis Lewis dapat dibedakan
dalam tiga aspek :
1.
Analisa
tentang corak proses pertumbuhan
2.
Analisasa
tentang faktor utama yang memungkinkan tingkat penanaman modal menjadi
bertambah tinggi.
3.
Analisa
tentang faktor-faktor yang menyebabkan porses pembangunan tidak berlaku seperti
apa yang digambarkan(coraknya berubah).
Dalam analisanya Lewis menggunakan pandangan yang dikemukakan
oleh teori klasik:
1.
Para
pengusaha selalu mencari keuntungan yang maksimum.
2.
Pandangang
tersebut poin 1, akan mencapai apabila tingkat upah sama besarnya dengan
tingkat produksi batas(marginal product).
3.
Penawaran
tenaga kerja lebih besar dari pada yang diperlukan(tingkat upah tidak akan
mengalami perubahan).
Teori Pertumbuhan Ekonomi Ranis & Fei adalah sama dengan
teori Lewis. Teori Ranis&Fei adalah teori pembangunan yang dimaksudkan
untuk Negara-negara berkembang, yang disatu pihak menghadapi masalah kelebihan
jumlah penduduk sehingga menghadapi masalah pengangguran yang serius dan dilain
pihak kekayaan alam yang tersedia yang dapat dikembangkan adalah terbatas.
Sedangkan analisa Ranis & Fei sifatnya lebih seimbang dan bahkan dapat
terjadi di sektor pertanian, Secara keseluruhan analisa Rani&Fei lebih
lebih mendalam dari pada analisa Lewis. Model pembangunan ekonomi Ranis&Fei
bukan saja secara lebih terperincih menunjukkan pengaruh dari perubahan dari
perubahan produktivitas tenaga di sektor Kapitalis, akan tetapi juga
menunjukkan akibat kemajuan tingkat produktivitas disektor pertanian terhadap
pembangunan ekonomi yang akan terjadi.
Ranis&Fei
juga menunjukkan pengaruh pertambahan penduduk terhadap proses pembangunan yang
akan berlaku, pengaruh sistim pasar terhadap interaksi di antara sektor
pertanian dan industry, dan jangka masa(life eyele) dari berlakunya proses
pembangunan untuk mencapai tarap Negara industry. Teori pembangunan ekonomi
Kaum Klassik dalam garis besarnya adalah sebagai berikut:
1.
Tingkat
perkembangan suatu masyarakat sangat tergantung dari : (a). Jumlah penduduk, (b).
Jumlah stock alat-alat modal. (c).
Luas tanah, (d). Tingkat teknologi.
2.
Pendapatan
nasional suatu masyarakat dibedakan menjadi “ Upah, Keuntungan Pengusaha dan
Sewa Tanah”
3.
Kenaikan
upah akan menyebabkan pertambahan penduduk.
4.
Pembentukan
modal ditentukan oleh tingkat keuntungan.
5.
Hukum
hasil lebih yang makin berkurang berlaku untuk segala kegiatan ekonomi.
Ahli-ahli ekonomi Klasik terutama hendak menganalisa
sebab-sebab dari pertambahan pendapatan nasional jangka panjang dan proses yang
mengakibatkan bertambahnya pendapatan nasional. Dari para ahli yaitu :
I.
Adam Smith. Menurut beliau untuk
terjadinya/berlangsungnya perkembangan ekonomi diperlukan adanya spesialisasi
atau pembagian kerja(division of labour), sehingga dengan demikian
produktivitas tenaga kerja akan bertambah.
II.
David Ricardo, menganggap bahwa sektor pertanian
merupakan suatu sektor perekonomian yang paling penting. Sukarnya menyediakan
makanan bagi penduduk yang selalu bertambah merupakan persoalan pokok dalam
sistimnya John Stuart Mill, tidak menghargai peranan kemajuan teknologi dalam memperbesar
produktivitas di sektor pertanian. Menurut Ricardo, dalam masyarakat ekonomi
terdapat tiga pelaku yaitu (1).Kaum
Kapitalis, (2). Kaum pekerja dan (3).Tuan Tanah, Kaum Kapitalis
mempunyai dua fungsi penting.
1. Terus menerus mencari kemngkinan yang
paling menguntungkan bagi kapitalnya. Sehingga dia berusaha untuk
mengalokasikan sumber-sumber yang efesien pada suatu waktu tertentu.
2. Kaum kapitalis memulai proses
perkembangan ekonomi (mereka menginvestasikan kembali laba yang diperoleh).
Sesuai dengan golongan yang di dalam
masyarakat, Ricardo membagi “Pendapatan Nasional, menjadi 3(tiga) bagian yaitu (1).Upah, (2).Sewa dan(3)
Keuntungan., Analisa selanjutnya membahas mengenai bagian manakah yang paling
besar sumbangannya terhadap pendapatan nasional atau perkembangan ekonomi.
Ricardo membedakan antara penerimaan(revenue) bruto dan netto. Penerimaan
beruto adalah nilai pasar dari barang-barang akhir yang dihasilkan selama suatu
priode waktu tertentu. Pendapatan netto adalah penerimaan bruto dikurangi
dengan nilai barang-barang yang diperlukan untuk mempertahankan tenaga buruh
yang menghasilkan output.
III.
Karl Marx, yang memegang peranan penting dalam
proses perkembangan ekonomi adalah “nilai lebih” (surplus value). Kelebihan ini
dimiliki oleh kapitalis dalam bentuk keuntungan bersih, bunga dan sewa. Nilai
lebih ini dapat diperoleh dengan menaikkan produktivitas buruh, yaitu dengan
mengubah tekhik produksi. Perbaikan teknik akan memperbesar jumlah output yang
dihasilkan oleh sejumlah buruh, jadi technological progress merupakan faktor
penting sekali bagi perkembangan. Dengan teknik yang lebih baik keuntungan
dapat meningkatkan, kemudian diinvestasikan. Tetapi hal ini tidak mungkin
berjalan secara terus menerus secara otomatis, sehingga perkembangan ekonomi
kapitalis akan macet dan bahkan mengalami kehancuran.
IV.
Ahli-Ahli Ekonomi Neo-Klasik, para ahli Neo-Klasik beranggapan
bahwa dengan suatu keadaan teknologi tertentu, produktivitas marginal dari
capital berkurang dengan terjadinya akumulasi capital semacam ini. Tingkat
bunga, tingkat pendapatan menentukan tingkat tabungan.
Pengertian yang lebih lengkap tentang
pemikiran Neo-Klasik dapat diperoleh dengan membahas tiga gagasan yang saling
berhubungan dalam pandangan mereka.
1. Mereka menganggap pembangunan itu
sebagai suatu proses yang berangsur-angsur(gradual), yang
terus-menerus(continue) <Alfres Marshall>
2. Mereka menekankan sifat
selaras(harmonius) dan komulatif dari prose situ.
3. Mereka pada umumnya optimis terhadap
kamungkinan adanya kemajuan ekonomi yang terus menerus. Optimism itu didasarkan
atas dua faktor penting yaitu(a). Keyakinan bahwa kemajuan teknologi yang
berjalan terus akan selalu membuka prospek-prospek investasi baru yang sangat
menguntungkan. (b). Mereka menduga bahwa setiap penurunan kecil dalam tingkat
bunga akan membuat jumlah besar prospek investasi menjadi menguntungkan.
Analisis mereka mengenai produksi
digandengkan dengan suatu konsep yang di introduksi oleh Marshall, yaitu
external economiec. Dengan istilah internal dan external economies. Marshal
membedakan antara keuntungan-keuntungan economiec yang timbul karena
bertambahnya skala produksi yang tergantung pada sumber-sumber dan efesiensi
masing-masing badan usaha(firm) dan keuntungan-keuntungan yang tergantung pada
perkembangan umum dari industry badan usaha itu sendiri atau industry-industri
lainnya yang menjadi sumber dari
bahan-bahan yang dibutuhkan.
Internal economiec adalah keuntunngan
yang timbul karena diintroduksinya mesin-mesin yang lebih kompleks, bertambah
baiknya organisasi kegiatan-kegiatan pemasaran (marketing) dan penelitian, bertambah
luasnya spesialisasi tenaga kerja dan manajemen dan sebagainya, dengan
bertambahnya skala pekerjaan sesuai badan usaha, menurut Marshall external economiec
tergantung pada keseluruhan volume produksi yang ada disekitarnya. External
economiec juga timbul karena perkembangan dari cabang-cabang industry yang
saling berhubungan yang satu sama lain saling membantu mungkin karena
dipusatkan dalam tempat-tempat yang sama.
Jadi Marshall menitik beratkan sifat saling tergantung(independent) dan
sifat saling melengkapi(complementary) dari perekonomian. Dengan berkembangnya
suatu industry disuatu daerah, maka hali ini menarik tenaga-tenaga yang
terlatih baik. Tingkat kemajuan teknologi dalam industry itu bertambah karena
adanya kesempatan-kesempatan yang lebih baik untuk saling menukar pengetahuan.
Perkembangan itu juga mendorong pertumbuhan lain-lain industry untuk
mengerjakan hasil-hasil sampingan (by products), untuk mensupplier alat-alat
dan untuk memberikan fasilitas-fasilitas bagi pengangkutan dan komunikasi yang
dibutuhkan. Akibat-akibat yang memantul(repercussions) yang beraneka ragam
minimal memperbaiki prospek-prospek laba bagi badan-badan usaha yang ada dalam
industry tadi dan mendorong pekembangan lebih lanjut yang juga mempunyai
akibat-akibat expansioner yang lebih lanjut lagi terhadap sektor-sektor
lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar